RajaBackLink.com

Controller Nintendo Switch Wireless (Review)

Review Procon Nintendo Switch

Nintendo Switch sejatinya merupakan konsol game yang bisa dikatakan hybrid karena mampu menampilkan permainan atraktif dengan berbagai cara, mau dipegang langsung (handheld mode) atau juga melalui layar yang lebih besar (docking mode) seperti monitor atau TV sekalipun. Selain itu juga joy con yang yang disematkan di sisi kanan dan kiri konsol Nintendo Switch bisa dilepas sehingga memungkinkan player untuk berganti cara bermain.

Tentunya jika hanya bermodalkan joy con rasanya pengalaman bermain jadi kurang memuaskan karena feel yang dirasakan kurang maksimal. Bentuknya yang datar dan rata membuat cengkeraman tangan kurang pas maka diciptakanlah adapter buat joy con agar memudahkan pegangannya. Selain itu juga joy con dirasa agak ringkih karena bentuknya yang tipis. Karena itu Nintendo memberi opsi lain lagi yaitu adanya pro controller yang biasa di negara kita disebut dengan procon.

Nintendo Switch Docking Mode

Nintendo mengeluarkan produk controllernya secara official tetapi pihak ketiga juga banyak yang memproduksi procon dengan fungsi yang sama sebagai pilihan lain selain procon original. Masing-masing procon memiliki kelebihan dan kekurangan. Dan di postingan kali ini saya akan mereview salah satu procon pihak ketiga yang sudah saya gunakan hampir sebulan terakhir ini. Oh iya, ini juga sama dengan controller Nintendo Switch Lite.


Bentuk Ergonomis

Pro Controller Wireless Nintendo Switch

Bentuknya secara umum masih mengikuti bentuk khasnya Nintendo yaitu tidak simetrisnya posisi analog kanan dan kiri di mana analog kiri posisinya agak ke atas, berbeda dengan controller kebanyakan yang posisinya simetris. Di bagian pegangannya juga dilapisi dengan semacam karet sehingga tidak akan licin jika tangan berkeringat saat bermain. Fungsi yang ada di joycon juga semua disematkan di controller ini seperti tombol plus, minus, capture layar, home dan ada tombol tambahan yaitu turbo.

$ads={1}

Fitur Lengkap
Untuk procon di kisaran harga segini, fitur yang ditawarkan bisa dibilang sangat lengkap dan mungkin tidak ada di para pesaingnya. Ada fitur wake up yang memungkinkan kita untuk menyalakan konsol hanya dengan menekan tombol di controller. Lalu ada fitur gyro yang di beberapa game membutuhkan fungsi ini, yaitu posisi x, y dan z di game akan mengikuti gerakan controller. Fungsi getar juga tidak lupa disematkan di sini walaupun saya pribadi kurang suka dengan adanya getaran di controller. Tapi buat beberapa orang getaran justru akan semakin membuat permainan semakin seru karena seperti merasakan bermain beneran.

Pilihan Warna

Warna Pro Controller Nintendo Switch

Untuk pilihan warnanya ada empat, yang pertama adalah warna khasnya Nintendo yang berwarna merah dan biru,  kemudian ada warna kombinasi hitam dan abu-abu, ada juga warna kombinasi antara biru dan abu-abu dan yang terakhir ada warna kuning yang dikombinasikan dengan warna hitam. Untuk warna kuning sangat langka (saat saya membeli) dan sekalinya ada harganya agak dinaikkan oleh kebanyakan penjual. Bahkan di pasaran luar negeri ada warna kombinasi hitam dan garis hijau muda.


Build Quality
Kembali, jika melihat controller dengan harga di kisaran ini build quality yang diberikan cukup mengesankan. Controller terasa berat dan pas digenggam, jadi tidak berasa plastik murahan. Lapisan karet yang dipasang di pegangan juga terasa lembut tanpa adanya sisa-sisa cetakan di ujung-ujungnya. Untuk tombol L, LZ, R dan RZ juga sangat lembut dan posisinya pas di jari telunjuk dan jari tengah.

Konektivitas
Controller bisa terhubung dengan konsol dengan teknologi wireless, tidak ada kabel yang mengganggu saat bermain sehingga tipe player yang rusuh saat bermain tidak perlu khawatir dengan kabel yang menjuntai. Cara pairingnya juga sangat gampang, tidak sampai 5 menit controller sudah bisa digunakan. Panduan untuk melakukan pairing sudah disediakan di dalam kotak kemasan.

Daya
Daya baterai juga tidak kalah menarik, dengan waktu pengisian yang hanya sekitar dua jam bisa digunakan hingga enam jam, cukup lama untuk sekali bermain. Jika daya controller sudah mulai habis akan ada notifikasi di layar konsol dan lampu di controller akan berkedap-kedip. Kabel yang digunakan untuk mengisi daya sudah menggunakan USB type-C, kabel sudah disediakan di dalam kotak tapi untuk kepala chargernya tidak. Saya biasanya menggunakan kepala charger biasa dengan daya output 2A juga bisa.

Harga
Nah, soal harga yang membuat banyak orang tertarik termasuk saya. Saat saya membelinya kemarin ada di harga Rp 180.000 saja. Harga di beberapa seller berbeda-beda, ada yang lebih murah dan ada yang lebih mahal. Tapi memang pada saat saya membeli harga itu sudah yang paling murah di antara seller lainnya. Seperti yang saya bilang tadi untuk warna tertentu bisa lebih mahal lagi karena barangnya sulit didapat, sebagai contoh untuk yang warna kuning hitam itu bisa mencapai Rp 250.000.


Kekurangan
Dari awal kita sudah bahas soal keunggulan controller ini, tapi kekurangannya juga ada setidaknya yang saya rasakan selama pemakaian satu bulanan ini. Mungkin kekurangan ini berbeda di tiap-tiap controller atau juga bisa semua merasakannya. Yang pertama adalah analog kanan saya itu kurang lancar untuk arah bawahnya, semacam tidak bisa bawah terus karena ada macetnya di tengah jalan. Tapi sejauh ini kekurangan itu tidak mempengaruhi jenis game yang saya mainkan. Selain itu juga dirasa kurang mulus untuk gerakan analognya baik kanan maupun kiri, tidak mulus 360 derajat, seperti terpaku di dua aksis saja x dan y. Tapi justru untuk tipe game yang harus jalan lurus-lurus ke kanan kiri atas bawah malah membantu sekali karena bisa lurus jalannya.

Kemudian untuk tombol yang ada di atas (plus, minus, foto, turbo dan home) agak keras dan bunyinya terlalu cetak-cetak. Tapi kembali lagi, fungsinya tidak berkurang jadi tidak terlalu berpengaruh di permainan saya. Untuk tombol navigasi D-pad juga ada kesalahan sedikit di controller saya, kalau kita menekan kanan secara terus menerus ada kalanya tombol akan mengarah ke bawah jadi terkadang saya salah memilih saat bermain game.

Kesimpulan
Dari semua kelebihan dan kekurangannya saya cukup puas dengan controller ini dan buat saya sangat worth it. Saya juga sangat merekomendasikan buat teman-teman yang ingin coba memilikinya, apalagi buat yang belum punya biaya lebih untuk membeli procon original Nintendo Switch karena harganya bisa terpaut hampir 1/5-nya. Semoga postingan kali ini bisa membantu teman-teman yang ingin membeli procon pihak ketiga.

16 Komentar

  1. Warna kuningnya cantik banget, keren gitu ya, sayang harganya agak Mahal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang lucu banget yang kuning mbak, tapi susah nyarinya. Untuk harga udah sangat affordable sih, dibanding dengan procon ori nintendo yang bisa hampir sejuta harganya 😅

      Hapus
  2. Numpang nyimak aja, Bang Frans. Jujur saya buta tentang game. He he .... Terima kasih telah berbagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaa gak apa Bu, tapi sekali-kali bolehlah main game siapa tahu cocok 😁

      Hapus
  3. Aku suka bgt main nintendo zaman sekolah. Dari pake stick sampai ada tembak2annya. Such a nostalgic baca ini. Karena nggak ngikutin zaman gaming lagi, ternyata nintendo masih eksis dengan perbaharuannya :') jadi pingin meminang lagi. Pasti skg makin seru ya animasi2 gamingnya juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya masih eksis mbak. Memang nintendo selalu kalah pamor sama pesaingnya apalagi di Indonesia.
      Tapi untuk switch, dia punya pasarnya sendiri jadi masih punya pengguna yang cukup banyak 😁

      Hapus
  4. Waduh lumayan mahal juga yah bang, sekali beli controler Nintendo Switch bisa kelaparan selama 6 bulan tuh dikosan hihi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanya dibuat yang versi lebih murah kayak gini gan, masih terjangkaulah ketimbang versi ori nintendo switch

      Hapus
  5. memang konsol satu ini keren banget mas, dari gamenya sampai kontrolernya bermacam-macam, tapi sebelum beli kontrolernya tenttunya harus beli dulu konsolnya ya yang mahalnya selangit :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang agak mahal sih konsol satu ini dan printilannya gan. Yaahh..nabunglah pelan-pelan biar bisa kebeli semua 😁

      Hapus
  6. lebih asik memang bermain dengan stick tanpa kabel

    BalasHapus
  7. Ya Lord jangan sampai anakku baca artikel ini wkwkwkw. Anakku pengen banget punya ini tapi emaknya masih belum kasih approval

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa ditahan dulu mbak selama yang dipunya selama ini belum rusak 😁

      Hapus
  8. Aku jarang main game Nintendo bang, soalnya harganya lumayan mahal, paling permainan yang aku mainkan itu tetris atau gamebot.😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha emang agak mahal sih game ini gan. Belum lagi game dan printilannya

      Hapus

Posting Komentar

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama