RajaBackLink.com

Kesadaran Akan Pengolahan Sampah Dimulai Dari Kita

Pengelolaan Sampah
Sumber : freepik.com

Kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari sampah. Sampah yang diproduksi baik itu dari perusahan-perusahaan ataupun sampah rumah tangga selalu meningkat setiap tahunnya. Khususnya untuk di Jakarta kita bisa lihat tempat pembuangan sampah di daerah Bantar Gebang. Tumpukan sampah sudah melebihi tingginya rumah atau bangunan yang ada di sekitarnya. Sampah menggunung selain merusak pemandangan juga pasti merusak kesehatan karena bau yang ditimbulkan bisa mengganggu pernapasan dan sampah itu sendiri bisa mengotori air dan tanah di lingkungan sekitarnya.

Kenapa sih ada banyak sampah?
Kita tidak bisa pungkiri bahwa semakin banyak penduduk tentu menyebabkan semakin banyak sampah yang dihasilkan. Di Indonesia dengan penduduknya yang masuk dalam peringkat negara dengan penduduk terbanyak di dunia, dan khususnya Jakarta yang merupakan daerah dengan jumlah penduduk terpadat pasti akan sangat berurusan dengan masalah sampah setiap harinya.

Bukan hanya sampah dari tempat umum, sampah dari rumah tangga pun menyumbang angka yang sangat besar. Karena itu tadi, jumlah penduduk yang sangat banyak menyebabkan itu semua.

Belum lagi kesadaran dari tiap masyarakat yang belum sepenuhnya sadar akan bahayanya sampah jika tidak diolah dengan baik. Kita mulai dari lingkungan kita sendiri saja, apakah kita sudah membuang sampah dengan cara yang benar? Apa jangan-jangan, jangankan membuang sampah dengan cara yang benar, membuangnya di tempat sampah pun mungkin tidak.

Kegiatan yang bisa mengurangi banyaknya sampah
Kita tidak mungkin hanya berdiam diri saja menunggu sampah menggunung dan akhirnya mencelakai hidup kita sendiri. Harus ada upaya-upaya yang dilakukan untuk menekan peningkatan jumlah sampah di Indonesia.

Pengurangan Sampah Plastik
Bahaya Sampah Plastik
Bahaya Sampah Plastik. Sumber : freepik.com

Pemerintah tidak henti-hentinya menggalakkan program-program kebersihan untuk menyadarkan masayarakat untuk berprilaku hidup bersih dan membuang sampah di tempatnya. Program yang baru saja berjalan beberapa bulan ini adalah pengurangan penggunaan plastik di mini market atau super market. Perubahan itu memang awalnya terasa sangat sulit, banyak masyarakat yang mengeluhkan kebijakan tersebut. Tetapi ternyata bisa berhasil dan sudah berjalan beberapa bulan ini. Karena kita tahu juga bahayanya sampah plastik yang bisa dibilang hampir mustahil untuk terurai, membutuhkan waktu 500 tahun untuk mengurai plastik.

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Saya jadi ingat dengan dosen saya saat kuliah dulu. Beliau mengajarkan mata kuliah mengenai konservasi energi dan kemauannya sangat menggebu-gebu untuk mendapatkan sumber energi terbaharukan yang lain. Beliau mengambil potensi dari sampah karena melihat banyaknya sampah yang menggunung di TPA Bantar Gebang. Beliau sudah sempat berkolaborasi dengan salah satu perusahaan BUMN untuk mengolah sampah menjadi sumber energi baru. Dan ternyata berhasil, tapi memang sampai sekarang kabarnya belum terdengar lagi karena biaya yang dibutuhkan masih sangat mahal tapi setidaknya beliau sudah bisa mendapatkan potensi dari sampah yang bisa dimanfaatkan.

Pemberian Denda
Pemerintah benar-benar kewalahan untuk mengontrol kebersihan kota khususnya di bantaran sungai di Jakarta. Masih banyak masyarakat yang dengan rasa tidak bersalahnya membuang sampah seenaknya ke sungai yang bisa menyebabkan pencemaran lingkungan dan juga banjir. Untuk itu pemerintah mengeluarkan peraturan akan mendenda orang yang membuang sampah sembarangan ke sungai. Cara ini sebenarnya bisa dibilang terlambat karena sudah banyak negara-negara lain yang melakukan metode yang sama. Contohnya Singapura, yang memberikan denda yang cukup mahal untuk orang yang membuang sampah sembarangan di tempat umum, bahkan sepuntung rokok pun akan dedenda oleh pemerintah Singapura.

Kita Sendiri
Selain dari usaha pemerintah, kita sendiri juga harus melakukan upaya-upaya untuk mengelola sampah sendiri dengan baik karena sampah kita itu tanggung jawab kita, Sampahku Tanggung Jawabku. Pertama-tama kita bisa mengklasifikasi sampah yang kita buang. Sampah yang sudah diklasifikasi akan sangat memudahkan untuk diproses selanjutnya. Ada sampah organik seperti sisa-sisa makanan, kulit buah atau potongan sayur yang tidak dipakai, selanjutnya ada sampah anorganik yang bisa didaur ulang seperti plastik, kertas, kayu dan yang terakhir ada sampah residu yang tidak bisa didaur ulang lagi atau bisa juga dibilang sampah dengan bahan berbahaya.

Klasifikasi Sampah
Sumber : freepik.com

Pasti pernah dengar istilah "kunci keberhasilan itu adalah konsisten". Dalam hal ini juga begitu, kita harus selalu melakukan upaya-upaya setiap harinya. Kekonsistenan kita dalam mengolah sampah akan menunjukkan hasil yang baik di akhir. Mulai semuanya dari hal-hal kecil seperti membuang tissue, membuang kertas struk ATM dan lain sebagainya.

Kita sudah melakukan semuanya dan selalu menjaga kebersihan, kita juga tidak boleh lupa untuk menyebarkan tindakan positif kita ke orang-orang di sekitar. Mengajak orang lain untuk selalu membuang sampah di tempatnya dan mengolahnya dengan baik. Mengajarkan anak-anak kecil atau saudara-saudara lainnya untuk melakukan hal yang sama. Semakin banyak orang yang tersadar dengan pengolahan sampah akan semakin membuat bumi kita bersih.

Sudah banyak orang-orang yang mengampanyekan untuk mengolah sampah baik itu dari perusahaan-perusahaan besar, pemerintah, komunitas masyarakat ataupun dari kegiatan perorangan. Salah satunya adalah Waste4Change yang sudah berjalan enam tahun dan selalu konsisten berkontribusi dalam penanganan pengolahan sampah demi mewujudkan lingkungan yang lebih baik.

Apa itu Waste4Change?
Waste Management Indonesia seperti yang saya jelaskan di awal bahwa sudah banyak upaya-upaya yang dilakukan baik dari pemerintah ataupun masyarakat. Waste4Change merupakan salah satu pihak yang dapat mendukung program tersebut dengan memberikan pelayanan pengolahan sampah untuk kliennya. Sudah banyak perusahaan-perusahaan yang mempercayakan pengelolaan sampah mereka kepada Waste4Change.

Alur Pengelolaan Sampah
Alur Pengelolaan Sampah. Sumber : waste4change.com

Prosedur manajemen sampah yang dilakukan oleh Waste4Change meliputi pemilahan sampah seperti yang saya jelaskan di atas tadi, dibedakan apakah sampah itu organik atau anorganik. Setelah itu dikumpulkan di gudang dan dibawa ke tempat pengolahan sampah di Rumah Pemulihan Material W4C. Sedangkan untuk residu ataupun sampah yang sudah tidak bisa diolah lagi akhirnya dikirimkan ke TPA.

Waste4Change juga mempunyai program yang dikhususkan buat produsen bermerk untuk melakukan pengumpulan dan daur ulang produk-produk mereka yang sudah menjadi sampah. Menjadi kategori sampah di sini dimaksudkan untuk produk yang mengalami gagal produksi, produk yang sudah melewati masa kadaluwarsanya atau juga produk yang sudah habis digunakan oleh konsumen. Sehingga perusahaan akan diuntungkan dengan adanya program ini karena tidak akan takut lagi jika ada pihak yang tidak bertanggung jawab menggunakan kembali produk bekas mereka padahal itu sudah masuk kategori sampah.

Alur Pengelolaan Sampah
Alur Penglolaan Sampah. Sumber : waste4change.com

Personal Waste Management juga mereka lakukan untuk pasar rumah tangga. Sudah banyak mitra yang bergabung dan menjadi tenaga untuk memberikan pelayanan pengelolaan sampah ke rumah-rumah klien. Alur prosedurnya masih hampir sama yaitu dengan melakukan pemilahan sampah terlebih dahulu kemudian sampah-sampah tadi dibawa ke tempat pengolahan untuk didaur ulang. Dan jika ada residu yang masih tersisa maka diteruskan ke tempat pembuangan sampah akhir yang sudah disediakan.

Kesimpulan
Sehingga melalui upaya-upaya ini tentunya Waste4Change membantu memberikan pelayanan pengelolaan sampah untuk kliennya baik kantor, perusahaan ataupun rumah tangga. Semakin banyak dan luas daerah jangkauannya maka akan semakin banyak sampah yang dapat dikurangi untuk dibuang agar tidak menimbulkan masalah terus-menerus di kemudian hari. Karena sampah ini adalah tanggung jawab kita semua, sampahku tanggung jawabku.

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Blog Waste4Change Sebarkan Semangat Bijak Kelola Sampah 2021.

Nama penulis : Frans Enriko Siregar

16 Komentar

  1. Saat pandemi ini kayaknya penggunaan plastik jadi tambah banyak. Banyak orang jualan makanan online dan biasanya ngemasnya pake plastik. Kalau ga aware dengan pengolahan sampah sendiri bisa tambah banyak sampah plastik

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang masih butuh sosialisasi yang lebih untuk semakin membuat masyarakat kita sadar bahayanya sampah plastik. ditambah lagi harus adanya alternatif lain dan tentunya terjangkau

      Hapus
  2. Sampe sekarang, pengelolaan sampah kita emang masih kurang banget sih.
    Hanya kota-kota besar yang mulai menerapkan pengelolaan sampah terpadu. Itu juga belum optimal.
    Lain lagi masyarakatnya yang masih cuek dengan buat sampah sembarangan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Akar dari semua permasalahan memang di kesadaran masyarakat untuk membuang sampah di tempatnya

      Hapus
  3. Yang di Bantar Gebang bukan hanya melebihi rumah lagi, itu udah jadi gunung sampah saking banyaknya menumpuk. Pernah saya sekali ke situ dan saya kaget ternyata tumpukan sampahnya memang luar biasa banyak banget.

    Alhamdulillah di Bekasi udah ada gerakan untuk mengurangi sampah plastik,yaitu dengan ditiadakannya plastik belanja di mini market. Semoga dengan langkah awal ini, kedepannya banyak orang yang sadar akan masalah sampah ini. Gak terasa, udah setahun juga program ini berjalan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha iya mas, emang udah menggunung. Perubahan memang terasa sulit di awal, tapi kalau tetap konsisten mudah2an semuanya bisa mengikuti

      Hapus
  4. Kalo denda nya sedikit apalagi asal saja maka aku rasa tidak akan menimbulkan efek jera, apalagi kalo dibiarkan saja makin tambah parah yang buang sampah.

    TPA Bantar gebang memang katanya sudah melebihi kapasitas, padahal harusnya dibikin pembangkit listrik tenaga sampah agar bisa dimanfaatkan, memang biayanya mahal tapi demi masa depan bumi.

    Semoga menang lombanya ya kang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan denda yang mahal, bisa membuat efek jera.
      Makasih kang 😁

      Hapus
  5. Di rumah anak-anak sudah diajarkan untuk memilah sampah, untuk sampah yang bisa di daur ulang kami sediakan plastik khusus. Dan syukurnya petugas pengangkut sampah di perumahan juga biasa memilah sampah warga dulu sebelum masuk ke bak motornya (motor apa namanya, saya lupa hehehe). Jadi daripada merepotkan mereka memilah2 dulu, ya kami biasakan anak2 memisahkan sampah deh. Hitung2 membantu meringankan pekerjaan orang lain juga.. Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah ini bagus banget mbak. sudah sejak dini dibiasakan, dimulai dari keluarga sendiri. anak-anak juga akan terbiasa pasti lama-lama.

      Hapus
  6. Aku suka sama program dari waste4change.
    Tapi itu mungkin efektifnya untuk di kota besar dan kota perindustrian ya.

    Kalau praktek sehari-hari aku memamg sengaja sering nolak pemberian kantung plastik dari tempat belanjaan.
    Cukup kumasukkan ke tas kain yang sudah kusiapin dari rumah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas memang dimulia dari kota besar dulu dan semoga bisa menjadi percontohan buat kota-kota lainnya

      Hapus
  7. Dekat rumahku ada TPA di sana juga sampah sudah numpuk terus tiap hari. Bahkan pernah meledak. Untungnya tidak ada korban. Ternyata bahaya juga efek yang ditimbulkan sampah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hah? Meledak? Kok bisa ya mbak? Padahal kan TPA pasti ruang terbuka ya

      Hapus
  8. Selagi masyarakat belum difasilitasi dengan sarana yang cukup, sampah di negeri ini sulit dikendalikan. Khusus kami di desa, saat ini masalah sampah telah mencapai level parah. Pihak terkait hanya bisa ngomong. "Buang sampah pada tempatnya." tapi mereka tidak menyediakan tempat pembuangan dan petugas angkut yang memadai. Hal ini beda dengan negara maju misalnya Inggris. Setiap rumah tangga di depannya tersedia tong sampah. Petugas angkut rutin menjemput sesuai jadwal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pemerintah memang harus merata dalam hal ini ya Bu. Untuk kota besar mungkin sudah lumayan bagus, ke daerah harusnya bisa lebih ditingkatkan lagi

      Hapus

Posting Komentar

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama